3 Alasan Sederhana Mulai Berkebun

alasan berkebun

Halo pembaca sekalian,

 

3 Alasan Sederhana untuk Mulai Berkebun -- Lama sekali saya vakum menulis di blog ini. Tapi saya tetap sibuk di dunia nyata kok. Tetap berkarya dan berusaha untuk terus bahagia. Jadi, kegiatan terbaru yang sedang saya gandrungi beberapa tahun belakangan ini adalah berkebun. Jangan dibayangkan berkebun yang saya maksud adalah menanam di sebidang tanah yang luas, kemudian melakukan panen raya ya. Berkebun ala saya ini baru versi mininya menanam.

 

Insomnia Mengganggu Keseharian

 

Awal terpikir untuk mulai menanam karena kesulitan tidur yang saya alami. Saya bisa tidak tidur dua sampai tiga hari. Kalau sudah mengalaminya, maka semua kegiatan sehari-hari akan terganggu. Mulai dari pola makan, kekurangan energi sampai kesulitan mengendalikan emosi. Intinya, kalau sudah satu malam tidak bisa tidur, maka saya harus kembali minum obat untuk membantu supaya mata bisa terpejam. Dan terus terang saya sangat takut ketergantungan obat nantinya.

 

Akhirnya saya mencoba untuk mencari solusi lain yang bisa mengatasi insomnia ini. Berawal dari menemukan informasi melalui salah satu postingan di Tiktok, jika berkebun bisa menjadi terapi gangguan mental, saya akhirnya membulatkan tekad untuk mencoba hal satu ini. Kegiatan yang tak pernah terpikirkan sebelumnya, yakni berkebun.

 

Mengisi Waktu Luang dan Memberi Ketenangan

 

Oke, katanya dengan berkebun, orang yang mengalami gangguan mental akan terbantu dan bisa lebih tenang. Saya kemudian mencobanya. Satu, dua hari, satu, dua minggu, saya masih merasakan kesulitan tidur, bahkan jadi lebih emosional, karena merasa gelisah memikirkan semaian saya. Memikirkan hal-hal berkaitan berkebun, yang sebenarnya belum harus saya pikirkan saat itu. Saya jadi bingung sendiri, dimana letaknya, jika berkebun itu bisa membuat seseorang lebih tenang? Nyatanya yang saya alami, saya malah merasakan tubuh dan pikiran menjadi lelah sekali, karena ternyata kegiatan berkebun tak sesantai itu. Beban pikiran saya seakan bertambah penuh oleh hal-hal yang berkaitan dengan berkebun. Rasanya makin capek.

 

Namun saya tetap berusaha konsisten. Toh saya sudah terlanjur memulai dengan menyemai benih dari biji. Apa salahnya menunggu apa yang terjadi selanjutnya, bukan? Saya masih ingat, kala itu yang pertama saya semai adalah biji kangkung, terong, tomat, timun dan selada. Iya, sebanyak itu. Karena ‘hanya’ sebentuk biji mungil, saya tidak berpikir bahwa benih-benih itu nantinya butuh tempat lebih besar untuk tumbuh. Bahkan sejak awal, saya tidak yakin biji-biji itu akan tumbuh.

 

Lalu ketika dua minggu berlalu, benih mulai terlihat muncul menjadi kecambah-kencambah kecil di permukaan tanah, saya mulai merasakan sesuatu yang berbeda dari makna menanam, sebuah harapan. Harapan untuk tumbuh besar dan panen. Tanpa saya sadari hadir semangat baru dan selalu baru setiap melihat pertumbuhan tanaman-tanaman saya. Tanpa saya sadari, kelelahan fisik yang saya alami membuat kantuk hadir lebih cepat. Tanpa saya sadari, perkembangan benih bertumbuh mampu menjernihkan pikiran saya, bahwa setiap usaha akan ada hasilnya. Meski akhir adalah misteri, namun tetap dapat diusahakan sejak dini.

 

Begitulah, waktu luang menjadi waktu berharga saya buat saya berdua saja dengan tanaman-tanaman saya. Makhluk yang tidak menuntut kesempurnaan diri saya, makhluk yang tidak pernah berisik apa lagi men-judge saya. Disanalah saya malah menemukan suatu ketenangan jiwa.

 

Panen Membuat Bangga dan Bahagia

 

Hal terakhir yang saya syukuri dari kegiatan berkebun adalah panen. Ingat ya skala berkebun saya masih sangat pemula. Cuma memanfaatkan teras rumah yang sempit. Dulu pernah menanam di balkon rumah, tapi karena serangan kelompok Kera, saya menyerah dan memutuskan menanam di teras saja. Kera masih kerap datang, namun bisa segera saya halau karena tanaman saya di lantai bawah, bukan di atas (balkon).

 

Pertama kali tanaman yang saya panen adalah kangkung. Bangganya masih terasa sampai sekarang. Saat memetik, adalah saat terindah dari bagian berkebun. Sayangnya setelah dimasak, kangkung saya terasa pahit. Usut punya usut, ternyata karena saya terlambat melakukan panen. Kemungkinan juga karena media tanam saya yang keras.

 

Well, ternyata panen mengajarkan banyak hal juga. Meski menanam tidak berarti bisa panen banyak dan bagus, tapi dengan menanam kita pasti panen dan punya kemungkinan untuk dapat hasil terbaik. So, apapun alasannya, berkebun punya dampak positif kok dalam kehidupan. Yuk, nanam!

Komentar