Kusta Tidak Mudah Menular

Gaung kusta

Menurut dr. Febrina Sugianto, penderita kusta tidak harus dipisahkan atau diisolasi. Karena kusta tidak mudah menular. Sejak penderita mulai mengonsumsi MDT, yakni obat kombinasi khusus kusta, maka 72 jam dari dosis pertama, risiko penularan menjadi kurang dari 20%.

Dokter cantik ini juga menjelaskan, penularan kusta butuh kontak erat (lebih dari 15 jam interaksi intens: serumah). Dari 100 orang yang kontak dengan penderita kusta, hanya 5 orang yang terinfeksi dan 2 orang bergejala.


Live Youtube “Gaung Kusta di Udara”

Live youtube kusta kbr
Informasi ini saya dapatkan setelah menyaksikan Live Youtube Berita KBR. Acara ini dipersembahkan oleh Ruang Publik KBR dan NLR Indonesia. Ditayangkan pada Senin, 13 September 2021 lalu, pukul 09.00 sd. 10.00 WIB.

Tema yang diangkat sangat menarik. Yakni tentang penyakit kusta. Lebih lengkapnya bertajuk: “Gaung Kusta di Udara”. Tema ini dipilih sekaligus sebagai perayaan Hari Radio Nasional, pada 11 September lalu. Demi melawan hoax dan stigma buruk, serta memberikan pemahaman literasi kesehatan mengenai kusta.

Ada dua orang pembicara pada live youtube Berita KBR kali ini, dr. Febrina Sugianto, selaku Junior Technical Advisor NLR Indonesia dan Mbak Malika, Manager Program & Posdcast KBR. Sementara sebagai Host, hadir Kak Rizal Wijaya dari KBR.


Mengenal NLR Indonesia

NLR adalah sebuah organisasi non-pemerintah yang didirikan di Belanda pada 1967 untuk menanggulangi kusta dan konsekwensinya di seluruh dunia.

Saat ini NLR beroperasi di Mozambique, India, Nepal, Brazil dan Indonesia. Di Indonesia, NLR mulai bekerja di tahun 1975 bersama Pemerintah Indonesia. Pada 2018, NLR bertransformasi menjadi entitas nasional dengan maksud untuk membuat kerja-kerja organisasi menjadi lebih efektif dan efisien menuju Indonesia bebas dari kusta. Sama seperti aliansi NLR Internasional, NLR Indonesia memiliki slogan: Hingga kita bebas dari kusta

Selama sepuluh tahun terakhir ini, NLR Indonesia juga telah membangun dan mengorganisir kelompok perawatan diri bagi orang yang mengalami atau pernah mengalami kusta, bekerja sama dengan staf kesehatan dan supervisor kusta. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup orang yang pernah mengalami kusta.

Selanjutnya penelitian kusta, beasiswa pendidikan pasca sarjana, kegiatan kesehatan masyarakat, rehabilitasi kusta dan dukungan kepada penyandang disabilitas merupakan sebagian dari beberapa bantuan yang diberikan oleh NLR di Indonesia.

Sumber: web resmi NLR Indonesia


Mengenal KBR

KBR (Kantor Berita Radio) merupakan lembaga kantor penyedia berita radio independen pertama di Indonesia. KBR berdiri pada 1999. Kini sudah ada 600 radio yang berjaringan dan memanfaatkan layanan informasi dari KBR, di seluruh wilayah Indonesia, Asia dan Australia. KBR berada di bawah pengelolaan PT Media Lintas Inti Nusantara. 

Sumber: wikipedia.


Gaung Kusta di Udara

Sebagaimana tema yang diangkat, bahasan kali ini mengulas tentang A sampai Z mengenai penyakit kusta.


Apa sih Kusta itu?

Kusta

Kusta merupakan penyakit infeksi granulomatosa kronik yang disebabkan bakteri obligat intraseluler Mycobacterium leprae (M. Leprae).

Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat vol.7, No.2, Juni 2018: 101–105.

Tahun 2019 terkonfirmasi jumlah penderita kusta di Indonesia 17.439. Turun menjadi 16.700 di tahun 2020. Sementara kusta pada anak tahun 2019 sebanyak 11% dan di 2020 hanya 10%. Data yang dipaparkan oleh dr. Febrina ini bisa jadi kabar baik karena jumlah penurunannya. Akan tetapi, bisa jadi kabar buruk pula, mengingat ada kemungkinan screening yang dilakukan kurang maksimal, terkait penyesuaian dengan masa pandemi Covid 19 saat ini.

26 Provinsi dinyatakan telah mencapai eliminasi kusta. Namun, masih ada provinsi yang belum tuntas eliminasi kusta. Mayoritas di luar pulau Jawa. Delapan provinsi berikut termasuk dalam kategori belum tuntas eliminasi kusta: Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.

Setidaknya ada dua hal yang menyebabkan sulitnya menyukseskan eliminasi kusta ini, yaitu, pertama, disebabkan oleh Indonesia yang terdiri dari kepulauan-kepulauan. Sehingga sosio demografis, sosio geografis yang berbeda, membuat sulitnya aksesbillity. Kedua, stigma negatif terhadap penyakit kusta, termasuk mitos yang beredar mengenai kusta, membuat penderita merasa malu dan telat mendapat penanganan.


Mari Mengenal Jenis Kusta

Ada dua jenis kusta yang memiliki ciri masing-masing:

1. Kusta tipe Pausibasiler (PB)

Penderita biasanya mengalami lesi/bercak hanya sedikit, 1 – 5 titik. Karena bakterinya lebih sedikit. Bercak yang dialami berwarna lebih muda, distribusi asimetris. Misalnya hanya ada di tubuh bagian kanan saja. Mengalami mati rasa dan hanya mengganggu fungsi syaraf di satu area saja.

2. Kusta tipe Multibasiler (MB)

Sementara kusta MB penyebaran lesinya lebih banyak. Distribusinya juga merata. Mengalami mati rasa dan mengganggu lebih dari satu syaraf. Misalnya saraf tubuh bagian kanan dan kiri.


Mitos dan Stigma Kusta

Mitos kusta
Mitos merupakan kepercayaan yang diyakini benar, meski tanpa berdasarkan fakta. Sejalan dengan makna stigma, yakni sebuah pikiran, pandangan, dan juga kepercayaan negatif yang didapatkan seseorang dari masyarakat ataupun juga lingkungannya.

Apa saja mitos dan stigma tentang kusta yang ada di Indonesia dan apa yang benar?

1. Kusta adalah kutukan, penyakit keturunan, atau OYPM (orang yang pernah mengalami kusta) adalah orang yang pernah berbuat dosa di masa lalunya.

Anggapan ini salah besar. Karena kenyataannya, kusta adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Siapa saja bisa mengalami kusta. Sekalipun anak-anak.

Kusta penyakit kutukan
2. Kusta menular karena sentuhan. Sehingga penderita kusta harus dihindari atau diisolasi.

Hal ini tidak tepat. Karena penularan kusta terjadi melalui cairan pernapasan: batuk dan beresin. Dan tidak mudah tertular, apa lagi hanya melalui sentuhan atau interaksi yang sebentar.

3. Mengalami kusta karena tidak menjaga kebersihan.

Sekali lagi, kusta ditularkan melalui cairan pernapasan. Lingkungan yang kurang bersih, bisa jadi sebagai pembentuk daya tahan tubuh memburuk, namun bukan sebagai penyebab kusta.

4. Kusta tidak bisa disembuhkan.

Kusta bisa sembuh
Stigma satu ini sangat buruk dan tak berlandaskan. Karena nyatanya kusta bisa disembuhkan. Kusta dapat diobati dengan melakukan MDP terapy, yakni kombinasi obat-obatan yang diminum setiap hari, selama 6 – 8 bulan untuk penderita kusta ringan, dan 12 – 18 bulan bagi penderita kusta berat.


Peran media dalam meningkatkan literasi kesehatan

Saya sangat mengapresiasi talkshow KBR dan NLR Indonesia ini. Ditambah dukungan IIDN selaku komunitas, yang ikut mensosialisasikan Gaung Kusta di Udara. Bagaimanapun, seperti yang dipaparkan oleh Mbak Malika, media; KBR dapat membentuk opini masyarakat dan memengaruhi proses pembuatan kebijakan publik.

Strategi yang dilakukan KBR dalam literasi kesehatan, terkhusus mengenai kusta ini, sudah melalui pertimbangan yang matang. Mulai dari diskusi mendalam dengan pihak NLR Indonesia, melakukan briefing dan riset terlebih dahulu.

Peran media literasi kusta

Pihak NLR Indonesia sendiri, serius menjalankan program penanganan kusta. Sesuai dengan tiga pendekatan zero. Yaitu zero transmission (nihil penularan), zero disability (nihil disabilitas) dan zero exclusion (nihil eksklusi).

Terkait mengembalikan kepercayaan diri OYPMK (orang yang pernah mengalami kusta), NLR Indonesia mengambil langkah tepat dengan berusaha membesarkan hati OYPMK, mengubah pola pikir stigma menjadi: 

Kusta hanya penyakit yang bisa disembuhkan. Ketika sembuh, saya bisa kembali ke masyarakat. Karena saya sudah sehat dan normal seperti biasanya.

Ingat! Kusta tidak mudah menular. Kusta dapat disembuhkan. Percaya mitos dan termakan stigma diskriminasi kusta, dapat menyebabkan lambatnya penanganan dan menyulitkan pemulihan fisik dan psikologis OYPMK.

Mari tingkatkan literasi kesehatan mengenai kusta, dan bersama memberikan pemahaman yang benar pada masyarakat.

Komentar

  1. betul banget. enggak perlu jijik sama penderita kusta, ya. yang ada mereka butuh dukungan dan kesempatan yang sama.

    BalasHapus
  2. Ternyata masih ada beberapa provinsi yang belum eliminasi kusta di daerahnya yaaa.. Kondisi beberapa daerah yang mungkin saja jauh jangkauan ke akses kesehatan bisa jadi pengaruh hal ini sepertinya.

    Semoga saja edukasi tentang kusta makin meluas ke seluruh lapisan masyarakat. Biar pada tau bagaimana pengobatan yang tepat dan bagaimana memperlakukan OYPMK agar bisa mendapatkan akses pekerjaan yang setara dengan orang lain.

    BalasHapus
  3. Wah, makasih infonya kakak. Saya jadi lebih paham soal penyakit kusta ini. Memang stigma di masyarakat banyak yang menyebutkan jika penyakit kusta ini menular dan tidak bisa disembuhkan.

    Artinya perlu ada edukasi yang lebih gencar lagi perihal penanganan penyakit kusta ini.

    BalasHapus
  4. Informasi yg bermanfaat sekali mba, tentang kusta ini... Secara masih jarang ada pembahasan selengkap ini..

    BalasHapus
  5. Wah terima kasih banyak mbak atas informasinya, saya jadi lebih paham lagi soal penyakit kusta ini. memang banyak mitos dan stigma miring soal penyakit ini. Perlu ada edukasi lebih lagi soal penyakit kusta ini agar masyarakat luas semakin mengetahuinya.

    BalasHapus
  6. Iya dulu kukira kusta ini gampang menular ya nyatanya perlu SnK juga untuk terjadi penularan... nggak semudah itu, dan nggak perlu dijauhi juga. Saya banyak tercerahkan setelah banyak edukasi ttg penyakit kusta di Indonesia

    BalasHapus
  7. Semoga dengan adanya webinar seperti ini, masyarakat semakin teredukasi tentang penyakit kusta, bukan penyakit kutukan dan ada obatnya. Berharap ke depannya Indonesia juga bebas kusta.

    BalasHapus
  8. aku juga baru tahu tentang kusta
    kupikir penyakit biasa
    namun ternyata cukup spesial
    perawatannya cukup spesial
    sayangnya masih belum banyak orang yang tahu

    BalasHapus
  9. saya takjub dengan NLR dan KBR tetap konsisten dalam mengedukasi masyarakat tentang kusta ini, sepertinya tiap minggu/bulan selalu ada hal baru tentang kusta yang disampaikan ya. semoga kusta ini segera cepat berkurang penderitanya di indonesia

    BalasHapus
  10. Alhamdulillah skrng hampir semua org sosialisasi mengenai kusta sehingga yg takut bisa menjadi tidak takut lg jika berhadapan dengan mantan penderita kusta

    BalasHapus
  11. Alhamdulillah ya. Seenggaknya dari acara ini dapat informasi yang tepat tentang kusta. Kadang emang mitos yang ada di masyarakat bisa aja langsung dipercaya padahal mah bisa aja itu nggak benar. Sangat informatif!

    BalasHapus
  12. Yups setuju mbak, literasi kesehatan mengenai kusta perlu ditingkatkan biar gak terjadi kesalahpahaman di masyarakat ya..

    BalasHapus
  13. Wah bermanfaat sekali infonya, memang masih banyak tentang stigma/mitos thd kusta di masyarakat.. Hal ini perlu untuk diluruskan..

    BalasHapus
  14. Penyakit kusta sejak aku kecil memang penderitanya jadi terisolasi dan serem aja sama berita yang beredar. Kalau banyak yang tahu tentang kusta dan informasinya merata kemasyarakat, kita-kita jadi lebih aware kan sama penderitanya. Gak memandang terlalu negatif.

    BalasHapus
  15. Penyakit kusta ternyata bahaya juga ya kak. Terlihat sepele, tapi tetap harus diperhatikan. Agar tidak lebih parah.

    BalasHapus
  16. Informasinya menarik, selama ini penderita kusta dilabeli stigma negatif, kalau di makassar penderita kusta byk yang jd peminta2

    BalasHapus
  17. Tulisan yang informatif sekali, kak..
    Terbayang minimnya infomrasi di zaman digital begini mengenai penyakit kusta, hingga masih ada saja orang yang menganggap kusta adalah kutukan.
    Huhuuu~

    Semoga dengan awarness yang selalu dilakukan kerjasama dengan KBR, penyakit kusta bisa nol penderita.

    BalasHapus
  18. Kusta tidak mudah menular ini aku baru tahu, kak..
    Aku pikir asal kontak bisa dengan mudah tertular.
    semoga edukasi yang benar seperti ini membuat mata kita terbuka untuk saling membantu para penderita kusta di sekitar kita.

    BalasHapus
  19. Dengan membaca dan memahami tentang kusta, kita jadi lebih berempati pada mereka yang memiliki penyakit kusta, ya.

    BalasHapus
  20. wah saya berarti termasuk yang salah kaprah loh, kupikir tadinya kusta itu menular bisa lewat sentuhan, ternyata beda tipis sama si c-19 alias lewat droplets melalui bersin salah satunya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Silakan berkomentar dengan baik dan bijak. Terima kasih sudah mampir dan meninggalkan jejak 🤗