Cara Mengatasi Writer’s Block Akut

Cara mengatasi writer's block

Pernah mengalami ketika harus menulis dikejar deadline, tapi tidak ada ide akan menulis apa? Harus menulis, tapi mood entah ngumpet ke dunia lain yang mana? Itu artinya kamu sedang mengalami Writer’s Blog!

Beberapa hari lalu aku mengalami penyakit aneh tapi nyata satu ini. Gimana gak dibilang aneh? Datangnya tiba-tiba dan sempurna membuat otak terasa kosong. Jangankan membuat outline, satu kata awal saja tidak terpikirkan untuk ditulis. Parah banget.

Jadi ceritanya, minggu lalu aku harus menulis minimal satu cerpen untuk diikutkan lomba di salah satu organisasi kepenulisan, yang aku ikuti. Awalnya aku memang gak niat untuk ikut, tapi empat hari lagi menjelang deadline, aku merasa harus berpartisipasi. Harus ya, sangat ditekankan untuk menulis.

Biasanya, membuat cerpen itu bukan hal yang sulit buatku. Syaratnya ada ide atau tema atau kejadian yang membuatku ingin mendramatisirnya, sehingga menjadi sebuah cerita padat tapi berkesan dan bermakna. Semacam ingin menyampaikan suatu pendapat melalui cerita.

Sayangnya, tidak begitu yang terjadi kali ini. Aku benar-benar mati ide. Tidak bisa membayangkan apapun untuk lanjut kutuliskan menjadi sebuah cerpen. Berbagai macam cara kulakukan untuk mengatasi Writer’s Block ini. Mulai dari istirahat yang cukup, makan yang benar (tiga kali sehari kan ya ha ha ha), nonton film, jalan-jalan buat refresh pikiran, tak ada satu pun yang dapat mengembalikan mood menulisku. Bahkan lebih dari 10 cerpen kubaca, demi untuk memancing imajinasi.

Rasanya aku semakin pusing. Karena otak tak mau diajak bekerja sama, sementara deadline makin dekat. Akhirnya aku berhenti memaksa diri untuk mencari inspirasi dan menulis. Satu pertanyaan besar yang kemudian muncul di kepala: Mengapa aku bisa mengalami ini? Barangkali dengan mengetahui penyebabnya, aku akan menemukan cara mengatasi Writer’s Block Paling Parah ini.


Penyebab dan Solusi Writer’s Block

 

Niat yang tidak kuat

Yups! Niat ternyata berpengaruh sangat besar terhadap mood menulis. Kalau gak niat, ya mana mungkin mau dan bisa serius kan? Begitu juga yang aku alami. Sejak awal sudah salah pemikiran. Merasa tidak harus ikut berpartisipasi, sehingga waktu emas bermunculannya ide dan berkobarnya semangat—yakni saat pertama kali mengetahui info lomba menulis cerpen—terbuang sia-sia.

Kemudian, ketika rasa harus menulis itu hadir, sudah mepet waktu akhir. Ide dan semangat terlanjur luntur. Sementara logika terus memaksa untuk segera menyelesaikan satu cerpen ini.

Solusinya adalah, kembali menguatkan niat. Meluruskan tujuan dan tidak berputus asa. Meski niat saja ternyata belum cukup, karena masih ada penyebab lain yang harus dituntaskan.


Terlalu tinggi ekspektasi

Berhubung cerpen ini untuk diikutkan lomba, pastinya ada keinginan besar untuk menang. Nah, salahnya aku sangat berkeinginan untuk menulis cerpen yang perfect! Punya makna yang dalam, punya jalan cerita yang menarik, mengentak, membuat pembaca dapat berdecak kagum.

Wow banget! Kalau biasanya di pikiran sudah tergambar jelas jalan cerita yang akan ditulis, karena terlalu tinggi ekspektasi, semua ide ambyar. Pada ngumpet di kolong mimpi. Saat merasakan blank seperti ini, hal yang aku lakukan pastinya adalah menurunkan standar.

Memang hasilnya tidak mungkin jadi yang terbaik, akan tetapi setidaknya ada satu kata yang dapat ditulis, berlanjut satu kalimat, satu paragrap dan menjadi cerpen utuh. Aku sudah berhasil melawan Writer’s Block. Sungguh terharu.


Merasa tidak mampu

Masih berkaitan dengan keinginan menghasilkan yang terbaik, perasaan tidak mampu juga sempat menguasai hati. Pasalnya, seluruh anggota yang diharapkan ikut lomba, dimasukan dalam satu grup Whatsapp. Nah, di grup ini, cerpen yang siap diikutkan lomba dibahas kekurangan dan kelebihannya. Aku membaca beberapa cerpen mereka, dan bukannya semangat, aku malah merasa ciut. Cerpen yang mereka setorkan bagus-bagus. Meski ada kesalahan, paling hanya sedikit, yang menarik adalah idenya yang unik, sementara aku tengah mengalami Writer’s Block akut.

Lalu yang aku lakukan adalah, stop membaca cerpen-cerpen mereka yang sudah nyetor. Fokus mencari ide dan menulis. Kutanamkan dalam hati dan pikiran: Aku tidak harus sempurna seperti orang lain, yang penting harus melakukan yang terbaik yang aku bisa.


Bad Mood

Sebenarnya aku sedang tidak fokus. Merasa bosan dengan kesibukan sekolah daring anak-anak. Kalau sudah begini, bingung mau melakukan apa. Mager lah yang melanda. Malas dalam semua hal. Bahkan masak pun terserang mager. Masak yang praktis, semacam goreng dan rebus, atau beli saja.

Dalam keadaan seperti ini, menulis bisa jadi solusi buat curhat ya sebenarnya, tapi ini berlaku kalau tulisannya curhat. Gak mungkin kan ngirim curhatan untuk lomba cerpen. Dijadikan ide juga mentok di kesel! Pokoknya beneran nge-block.

Nah, yang aku lakukan adalah memperbaiki mood. Beruntungnya suami dan adikku-adikku siap jadi tong sampah. Habis cerita ngalur-ngidul ke mereka, rasa lega hadir perlahan. Lanjut dibawa bahagia dengan makan yang enak-enak, tidur yang nyenyak dan libur sekolah daring (wkkk aku ngelibur sendiri).


Kesimpulan

Ada banyak faktor penyebab hadirnya Writer’s Block. Kita hanya perlu menerima keadaan, menemukan apa penyebab dan mencari penyelesaiannya sesuai dengan kebutuhan diri sendiri. Kalau sedang terkena Writer’s Block, tetap harus banyak baca, walau tidak terasa langsung, banyak membaca menambah kosa kata dan menabung ide.

Nah, kalau kalian mau cari inspirasi menulis, kepoin fames.id blognya Mbak Noven Novrasilvia. Aku baru aja baca satu puisinya berjudul Lara Semesta. Maknanya amat dalam. Bikin aku pengen nulis puisi juga. Curhat melalui puisi, sepertinya menarik. Sekalian membunuh Writer's Block Akut 🤭

Komentar

  1. Biasanya yang mengalami writer's block gini kalau pas nulis novel/cerpen fiksi ya mbak. Aku dulu seriiing soalnya wkwkwk. Kenapa nggak kepikiran sama dengan yang mbak lakukan ya? Aku cuma membiarkannya jafi draft, bertahun-tahun lalu kehilangan mood dan dan malas menuliskannya lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo mbak, sekarang buka-buka lagi draftnya. Kita lawan Writer Blog Akut ini :D

      Hapus
  2. Wah aku banget ini yang suka writer blok, kadang ngeselin banget apalagi kalau dikejar deadline. Soalnya itu poinnya benar bangetttttt... Ekspetasi ketinggian

    BalasHapus
  3. Saya senyum2 sendiri baca artikel mbak soalnya saya merasakan hal sama seperti yang mbak rasakan emang sih yang tau solusi terbaik ya kita sendiri ..yang pasti harus tetap semangat ya mbak supaya jng keterusan writers block nya hehehe

    BalasHapus
  4. Sepertinya hampir semua penulis mengalami hal yang sama ya mbak. Saya juga sering, apalagi kl sudah DL.

    BalasHapus
  5. Kalo aku biasanya nih kak, kalo mengalami writer's block biasanya coba jalan ke sekeliling nyari ide. Ini biasanya helpfull banget.
    Balik lagi ke niat, emang semua harus diniatin yang kuat ya kak. Kalo gak bakalan banyak hambatan rasanya..

    BalasHapus
  6. Kalau aku biasanya langsung seharian gak buka laptop deh mba, karena percuma niat mau nulis yg ada malah nonton youtube. hehehe. Tapi kalau udh mood biasanya malah mengalir ya mba tulisannya

    BalasHapus
  7. Memberi waktu buat diri kita dulu berarti ya, kak. Sama soalnya, saat dipaksa justru ide enggak ada yang nongol dan berasa enggak bisa ngapa-ngapain. Alhasil jadi ngeblank parah. Emang bener ya, mendingan setop atau melakukan hal lain dulu biar enggak tambah stuck. - ipehalena

    BalasHapus
  8. wahhhh ini yang sayaa rasakan mbak. Niatnya baca novel orang buat cari inspirasi, eh malah jadi ciut dan ngerasa "ya ampun tulisan aku tuh SD banget sih", nggak ada diksi yang menarik dan bla bla bla ...

    Makasih banyak infonya Mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buat saya yang lainnya juga adalah susah untuk memulai. Padahal duduk aja dan ngetik dulu apa yang ada di kepala, tapi kadang untuk itu masih suka malaysia.

      Hapus
  9. Terlalu tinggi ekspekstasi jadi malas nulis ya kak, apalagi yang nulis buat lomba, maunya ini jadi juara ehhh malah kalah terus , kecewa dan malas deh nulis lagi

    BalasHapus
  10. Saya pernah banget mbak, pas mepet DL kadang baru keluar ide buat nulis. Bahkan alami writer block, kl udah gitu saya biasanya istirahat dulu dan kadang nonton drakor sebentar 😁

    BalasHapus
  11. Terlalu tinggi ekspetasi malah buat writers block? Setuju kak, kadang kita menganggap tulisan yang kita draf gak ada uniknya. Menyerah deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biasanya banyak tulisan numpuk di draft karena tidak menggunakan kerangka ketika menulis. Akibatnya jadi blank tiba-tiba dan akhirnya tulisan ditinggalkan. Hehe

      Hapus
  12. Nah sama kayak saya mengatasi writers block nih masih susah banget paling pelariannya ke sosmed ya

    BalasHapus

Posting Komentar

Silakan berkomentar dengan baik dan bijak. Terima kasih sudah mampir dan meninggalkan jejak 🤗