PULIH adalah proses. Sama dengan membangun pondasi baru, yang diharapkan mampu lebih kuat. Meski begitu, goncangan akan tetap ada, (dr. Maria Rini, Sp.KJ, Psikiater).
Sabtu, 17 Oktober 2020, pukul 19.00 WIB lalu, saya mengikuti Grand Launching Buku Antologi "Pulih" Sekaligus Bincang Pulih, secara virtual melalui aplikasi Zoom.
Acara ini dihadiri lebih dari 100 orang dari berbagai komunitas. Termasuk komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis. Bahkan ada yang berasal dari Aceh dan Papua.
2. dr. Maria Rini, Sp.KJ, Psikiater (Peran Komunitas dan Penulisan Pulih dalam Memelihara Kesehatan Jiwa.
3. Intan Maria Halim, Founder Ruang Pulih (Pencegahan Masalah Kesehatan Mental Melalui Buku Pulih).
Diawali dengan kata sambutan dari Mbak Indari Mastuti. Saya sudah mulai terharu. Kurang lebih Beliau mengatakan:
Meski perempuan adalah satu-satunya pencari nafkah di dalam keluarga, perempuan tetaplah 'tulang rusuk' bukan 'tulang punggung'. Hanya saja, ia menjadi tulang rusuk spesial yang dikaruniai kemampuan lebih oleh Tuhan.
Dari kalimat ini saja, saya sudah mendapatkan kekuatan. Bahwa sebagai perempuan, walau harus bekerja untuk keluarga, tetap harus disayangi. Mendengarkannya, saya merasakan kehangatan yang mengalir ke dalam perasaan.
Baca juga: Dengarkan Hatimu, agar Tetap Bahagia Walau di Rumah Aja
KEAJAIBAN adalah yang saya dapatkan setelah mengikuti Bincang Pulih. Sesuatu yang saya kira tidak mungkin. Malah menjadi kenyataan di tangan komunitas IIDN. Buku PULIH yang ditulis oleh 25 orang member IIDN ini bukan buku biasa!
Antologi ini unik sekali. Prosesnya panjang dan tak mudah. Mbak Widyanti memaparkan awal mula terinspirasi membuat antologi ini dari membaca dan mengamati tulisan di blog anggota IIDN, yang semuanya adalah perempuan. Banyak yang tulisannya berisi curahan hati. Entah itu permasalahan diri sendiri, permasalahan dengan anak, suami maupun yang lainnya, yang mengakibatkan tekanan mental atau masalah psikologis. Belum lagi luka masa lalu yang tidak selesai, dan hanya disimpan seakan sudah sembuh. Tapi nyatanya masih perih di hati.
Sebagai ketua umum IIDN, Mbak Widyanti merasa, komunitas yang ia pimpin harus memberikan kontribusi perubahan ke arah positif kepada member-membernya. Termasuk dalam hal psikis ini. Oleh karena itu, untuk pertama kalinya dibuatlah antologi bertema mental illnes ini. Antologi yang bukan hanya sekadar menulis. Akan tetapi sekaligus memulihkan luka para penulisnya.
Penulis yang terpilih, juga menjalani sesi terapi mengatasi permasalahan mental yang mereka tuliskan. Didampingi oleh dr. Maria Rini, Sp.KJ, Psikiater dan Intan Maria Halim, Founder Ruang Pulih.
Dalam salah satu postingan Mbak Widyanti di grup facebook IIDN, beliau menuliskan:
...Saya bersama-sama Mbak Fu, Mbak Fit, Mbak Intan dan dokter Maria dari Ruang Pulih telah mengawal proses ini selama hampir sebulan. Banyak pelajaran penting yang saya ambil dari proses ini. Menyaksikan up and down nya mereka lalu menyaksikan mereka berani bangkit walau dengan proses yang tak mudah, adalah kesempatan luar biasa yang diizinkan Gusti Allah terjadi. Semua sungguh memperkaya batin dan menjadi hal yang patut saya syukuri....
Inilah yang saya sebut buku ini bukan buku biasa! Kisah di dalamnya dituliskan untuk kemudian diselesaikan dan memberi kelegaan. Baik bagi penulis maupun pembacanya. Buku ini hadir untuk perempuan yang ingin pulih dan lebih kuat menghadapi badai kehidupan.
Meski begitu, tidak semua kisah yang dituliskan adalah kisah pribadi penulis. Ada juga kisah orang lain yang diketahui atau disaksikan oleh penulis. Untuk lebih jelasnya, bisa ikutan pemesan Pre Order ke-2 buku Pulih ini, dengan menghubungi Mbak Fitria +62 812-1688-4537.
Saya pikir, setiap perempuan, perlu membaca buku ini, agar dapat mengambil hikmah dan banyak pembelajaran di dalamnya. Kadang, kekuatan itu hadir dari kisah-kisah orang lain yang kita lihat atau kita baca. Plus-nya, kisah dalam buku Pulih ini, tidak berpusat pada luka, melainkan lebih kepada healing.
Salah satu penggalan cerita dalam buku Pulih, saya dengarkan melalui rekam suara Mbak Widyanti. Beliau tidak menyebutkan siapa penulisnya, yang pasti kisahnya menggugah jiwa. Saya menangis. Ya. Menangis merasai kehilangannya. Seorang ibu empat orang anak, yang sangat mencintai dan dicintai suaminya. Harus terpisah oleh kematian.
Kisah yang ditulis penuh haru. Jangankan dia yang mengalami, saya yang sekadar mendengarkan dibacakannya kisah itu saja menangis. Apa lagi dia yang harus berperang dengan kesedihan ditinggal pergi selamanya sang suami. Namun di akhir kisah yang ia tulis, ia menceritakan bagaimana cara ia bangkit dari keterpurukan.
Pada akhir sesi Grand Launching Buku Antologi "Pulih" Sekaligus Bincang Pulih ini, diadakan praktik healing bagi peserta. Yakni art theraphy, dengan mewarnai gambar Mandala cinta. Saya jadi tahu bahwa mewarnai mandala bisa jadi theraphy sebagai pelepasan emosi. Theraphy ini juga yang dilakukan oleh penulis buku Pulih.
Baca juga: Mengenang JOKER, Badut Penuh Misteri dengan Kehidupan Super Pilu
Akhirnya, saya sangat bersyukur bisa mengikuti acara ini. Sebagai salah satu kepedulian saya pada diri sendiri dan orang lain di sekitar saya. Seperti yang diharapkan oleh komunitas IIDN dalam terbitnya buku Pulih, yakni berkontribusi dan turut menggaungkan mental health awareness terutama untuk diri sendiri dan lingkungan terdekat.
Saya terkesan dengan kata-kata Mbak Intan:
Segala trauma kita, bukanlah kesalahan kita. Tapi PULIH adalah tanggung jawab kita. Sehingga mampu memilih bertanggung jawab untuk masa depan, dan mau menerima positif atau negatifnya perjalanan hidup.
Membaca tulisan mb Deris ini seketika sy lgsg merinding, ada getaran hangat di area wajah saya. Keren bgt ide antologi Pulih ini y Mb. Mb Wid dkk sukses bikin kita smua untuk lbh peduli pada diri kita sbg perempuan. Terima kasih bnyak ulasanny Mb 🌟🌹
BalasHapusBetul Mbak. Saya merasa terharu dengan gagasan dibuatnya buku pulih ini.
HapusKereeeeen
BalasHapusNemu aje judul yang keceh.
Reviewnya menaariqueeeee
Salam
_Iwan Alfarizy_
Halo 🤭 Sempet aja mampir ke sini. Makasih ya jejak komennya.
HapusBaru baca kalimat awal aja aku udah tersentuh mbak. Sepakat sih kl PULIH adalah proses. Dudud, jadi pengin baca bukunya nih
BalasHapusIkutan PO keduanya ya Mbak.
HapusDari judulnya, Buku pulih ini bagus untuk dibaca terlebih lagi di masa seperti ini atau yang ingin menambah motivasi diri ya, agar bisa survive selalu
BalasHapusBenar sekali. Bisa jadi pengingat sekaligus penguat diri.
Hapuswah keren nih, auto beli dan baca :D
BalasHapusSharing ya kalau sudah baca. PO kedua masih open nih.
HapusYa Allah Mbak saya auto mau mewek juga baca ini. Semoga buku antologi tersebut memberikan manfaat luar biasa kepada siapapun yang membacanya mauoun yang menulisnya aamiin
BalasHapusAamiin... Sebagaimana tujuannya ya Mbak. Untuk saat ini, jelas dampaknya sangat postif bagi penulisnya.
HapusSelmaat atas launching buku pulih nya .. satu kata ini semoga terwujud untuk keadaan sekarng
BalasHapusSemoga lekas pulih
Terima kasih. Semoga penulis dan pembaca buku pulih, makin tangguh dalam menjalani kehidupan.
HapusMasyaAllah, berjuang untuk pulih itu pasti berat ya, tapi harus dijalani, demi orang sekitar dan juga diri sendiri. Pengen banget baca buku ini.
BalasHapusYuk ikutan PO bukunya. Hubungi kontak yang ada dinpostingan ya Mbak.
HapusBagus banget ini mba konsep bukunya. Kadang buku, tulisan, atau postingan tentang trauma memang meng-heal penulisnya tapi menularkan luka ke pembaca. Di Pulih, sepertinya kita nggak sekedar dapat cerita pilu tapi juga tahu bagaimana menghadapi dan menyikapi itu semua. Makasih sharing kabar bahagia dari Launching buku Pulih ya mba :)
BalasHapusSama-sama. Jangan sampai ketinggalan untuk ikutan PO nya ya.
HapusAku tuh paling gabisa kalau dengar cerita kehilangan. Udah pasti ambyar banget sih. Pas baca salah satu kisah di sana, ya langsung mrinding. Nggak kebayang gimana rasanya ditinggal suami. Hiks
BalasHapusSama mbak. Aku pasti nangis. Tapi setelahnya ikut terkuatkan.
HapusMeskipun tidak bisa mengikuti dengan maksimal acara webinar kemarin itu, tapi saya juga bersyukur bangetttt karena jadi dapat banyak insight baru. Btw, Mandala saya masih polosan, hehe, ketahuan masih ragu-ragu, kekeke
BalasHapusSaya juga terburu-buru mewarnainnya mbak. Kejar waktu ha ha ha.
HapusAku udah join grup IIDN tapi kok sering ketinggalan info event kaya gini ya. Padahal bagus banget topiknya
BalasHapusAyo aktifkan pemberitahuannya. Biar setiap ada postingan baru di grup, langsung kenotice 😁
HapusReviewnya bagus kak, duh jadi ingat aku udah jarang baca buku, hampir tiap hari pegangnya hp, baca cerita di hp, nonton di hp, kerjaan jg di hp, luangkan waktu lg utk baca buku ah
BalasHapusAduh mbak kayaknya kalau aku ikutan acaranya juga bakal mewek sepanjang acara. Kece banget ya program pembuatan bukunya. Tidak sekadar bercerita, tapi juga ada sesi terapinya.
BalasHapusDari judulnya aja sudah kelihatan kalo ini asupan yang bagus buat jiwa, wah jadi tersentil juga sekarang jarang banget baca buku
BalasHapusBaca reviewnya aja udah bikin sedihhh apalagi baca bukunya ya mba :'(
BalasHapusMasyaallah keren banget mba, dan ini ngena juga di aku, karena untuk pulih itu butuh perjuangan
BalasHapusAku suka dengan kata-kata "tulang rusuk spesial". Karena disatu sisi perempuan mrmang harus berdaya. Karena kondisi kedepan nggak ada yang tahu.
BalasHapus