Wujudkan Kebaikan Berbagi, bersama Lembaga Filantropi Tepercaya

Jangan takut berbagi. Karena sejatinya, menebar kebaikan akan menuai kebaikan pula.

Suatu hari di pagi yang cerah, saya ke luar rumah bersama suami. Sekadar jalan-jalan bermotor di pinggiran sungai Musi. Tepatnya di Dermaga 7 Ulu, Palembang. Sudah pukul 10.30. Tapi di sana selalu sepi. Seperti hari ini, hanya ada kami berdua saja.

Saya sempat memfoto suasana jembatan Ampera dengan latar langit dan sungai. Pemandangan sangat indah. Meski cukup terik, tak masalah. Karena kami hanya mampir sebentar. Menghirup udara lain selain udara rumah, namun tak berdekatan apa lagi berkerumun dengan orang banyak. Physical distancing itu harus untuk mencegah meluasnya Covid-19.

Ketika hendak pulang, seorang lelaki tua melewati kami. Dengan napas yang terengah, dia tetap berusaha menenteng jualannya. Saya tebak bawaannya itu empek-empek. Karena di sini, wadah seperti itu memang biasa dipakai orang untuk jualan empek-empek. Ditambah tangan kanannya membawa tas yang saya pikir isinya adalah botol cuka, dan mangkuk-mangkuk kecil untuk menyantap empek-empek. Dia terlihat begitu kesusahan.

Bajunya tampak rapi meski tak menutupi pudar dan kusamnya. Yang menarik perhatian saya adalah, ketika ia berhenti. Ia meletakkan semua barang bawaannya. Lalu menarik nafas yang seakan tak sampai ke paru-paru. Terengah. Seperti sesak. Mungkin akibat kelelahan membawa dagangannya dan berjalan kaki pula di bawah panasnya matahari, atau memang beliau dalam keadaan kurang sehat.

Paling berhenti dua menit. Bapak tua itu kembali melanjutkan perjalanannya. Entah beliau hendak mangkal di mana. Apa di pasar 7 Ulu bawah ampera, atau akan berdagang ke pasar 16.

Jika ke pasar 16 dia harus berjalan lebih jauh lagi. Mesti menaiki tangga yang cukup tinggi ke atas jembatan Ampera, kemudian menyusuri Ampera untuk menyeberangi Musi, lalu kembali turun tangga lagi. Tangga yang ada di badan jembatan bersejarah itu. Sulit saya bayangkan jika memang begitu. Saya yang masih muda dan sehat ini saja perlu berpikir dua kali untuk berjalan sejauh itu.

Ternyata, baru beberapa langkah saja, beliau kembali berhenti. Tepat di tengah jembatan kecil di dalam gambar di atas. Ya Allah... Rasa pilu memenuhi hati saya. Di mana anak-anaknya? Sehingga ia tetap harus mencari nafkah sendiri di usia sepuhnya. Seberapa buruk perekonomiannya? Apa beras masih ada di rumahnya? Apa beliau mesti bayar uang kontrakan? Atau sedang berusaha mengumpulkan uang untuk mengobati penyakitnya?

Entahlah. Saya tak berani untuk mengganggu beliau dengan bertanya ini dan itu. Saya hanya tertegun, tersentuh dan jadi memikirkan banyak hal karenanya.

Di lain kesempatan, saya dan suami dalam perjalanan pulang dari mengantar keponakan yang sakit. Tadinya saya tidak memerhatikan keadaan di sepanjang jalan. Tapi karena 'mereka' cukup mencolok, akhirnya saya menyadari ada yang tak biasa di sini.

Saya sempat memvideokan fenomena unik menjelang ramadhan ini. Sepanjang trotoar jalan, berjejer orang yang memakai kostum hampir serupa. Membawa karung, barang bekas seperti kardus-kardus, berbaju lusuh, bertopi dan rata-rata menggunakan masker, bahkan tak sedikit yang membawa gerobak kayu. Uniknya lagi, mayoritas yang perempuan menggunakan jilbab.

Ya, mereka serupa dengan pemulung. Tapi ada yang aneh. Mereka duduk di sana, ada yang bergerombol dua sampai tiga orang, ada yang sendirian, banyak pula yang membawa anak kecil di bawah 10 tahun. Jarak mangkal mereka antara lima sampai 10 meter. Seperti ada unsur kesengajaan di sini. Sengaja menunggu sesuatu. Dan berpura-pura dengan penampilan yang demikian.

Sesuatu yang lain yang mendatangkan pemikiran tak sinkron dengan 'tampilan', adalah tubuh mereka yang dalam keadaan sehat juga kuat. Saya malah sempat mendengarkan canda tawa tiga orang yang bersama-sama ingin menyeberang jalan. Mencari tempat mangkal baru. Karena di sisi tempat mereka berada kini, sudah ada tiga orang yang duduk santai dengan karungnya. Kesimpulan saya, mereka ini tak mungkin kekurangan makan. Kecuali satu hal, malas.


Dalam video di atas, kebetulan sekali saya melihat ada seorang dermawan yang singgah dan memberikan bungkusan. Barangkali nasi atau sembako. Beberapa orang yang lain, yang menyerupai pemulung ini, ikut mendekat ke mobil. Mereka pun minta jatah.

Pertanyaannya, siapakah yang benar-benar berhak atas zakat, infaq atau sedekah kita? Apakah Bapak tua nan sepuh dengan empek-empeknya, atau orang-orang sehat lagi kuat yang menanti pemberian di pinggir jalan?

Sebelum menjawab pertanyaan di atas. Ada baiknya kita pahami terlebih dahulu apa itu zakat.

Zakat adalah hak Allah berupa harta yang diberikan oleh seseorang (yang kaya) kepada orang-orang fakir. Harta itu disebut sebagai zakat karena di dalamnya terkandung penyucian jiwa, pengembangannya dengan kebaikan-kebaikan-kebaikan, dan harapan untuk mendapat berkah. Hal itu dikarenakan asal kata zakat adalah az-zakah yang berarti tumbuh, suci, dan berkah (Fiqh sunnah Sayid Sabiq. Buku 2: 41).

Mengapa harus zakat?

1. Zakat termasuk salah satu rukun Islam.
2. Zakat bertujuan untuk membersihkan harta, menjauhkan dari sifat kikir, mempererat persaudaraan.
3. Zakat dapat membantu fakir miskin.
4. Zakat merupakan ciri orang bertakwa.


Siapakah yang wajib berzakat?

Zakat wajib pada setiap muslim yang merdeka dan memiliki nisab dari segala jenis harta yang wajib zakat (emas dan perak, uang kertas, cek dan sejenisnya, perhiasan, maskawin, upah persewaan, perniagaan, pertanian, madu, hewan ternak, rikaz dan ma'din, hasil laut dan harta mustafad).


Kriteria harta dianggap telah mencapai nisab adalah: jika harta lebih dari kebutuhan pokok. Dan jika harta telah mencapai haul hijriah (batas waktu dengan jumlah zakat tertentu), Fiqh sunnah Sayid Sabiq. Buku 2: 58.

Siapa saja orang yang berhak menerima zakat?

1. Fakir dan miskin
2. Amil zakat
3. Mualaf
4. Budak
5. Orang berutang
Yakni yang menanggung utang orang lain, atau berutang untuk memenuhi kebutuhannya, atau berutang karena maksiat, namun telah tobat.
6. Orang yang berjuang di jalan Allah (berperang atau relawan)
7. Ibnu sabil.


Mari kita pahami arti sesungguhnya fakir miskin.

Fakir adalah orang yang kebutuhan dasar hidupnya tidak tercukupi: kebutuhan makan, minum, pakaian dan tempat tinggal. Kemudian orang miskin, adalah orang fakir yang menjaga diri dari meminta-minta dan kefakiran mereka jarang diketahui oleh manusia lain.

Orang miskin bukanlah orang yang meminta-minta lalu pergi dengan membawa satu kurma atau dua kurma, satu suapan atau dua suapan. Orang miskin adalah orang yang menjaga diri dari meminta-minta. Jika kalian suka, bacalah firman Allah: "Mereka tidak meminta secara paksa kepada orang lain."
(Al-Baqarah: 273)
Diriwayatkan oleh Muslim di dalam shahih muslim, kitab az-Zakah, jilid II: 719.


Fakir miskin pun tidak semuanya boleh menerima zakat. Orang yang kuat dan sudah memiliki pekerjaan dilarang menerima zakat.

Zakat tidak halal diambil oleh orang yang kaya dan orang yang memiliki tubuh yang kuat dan sempurna. 
Tirmidzi dalam Sunan Tirmidzi, kitab Az-Zakah, jilid II: 33. Hadist hasan sahih.

Melihat fenomena ini, saya merasa ada ketimpangan. Mereka yang kuat dan sehat, sanggup bekerja dengan tenaga, untuk kebutuhan hidupnya, malah memilih mengemis seperti itu. Tentu semua ada sebabnya. Bisa jadi karena ada, bahkan banyaknya orang yang biasa memberikan bantuan baik berupa nasi bungkus, nasi kotak, uang, maupun sembako, secara langsung pada mereka yang ada di jalan-jalan seperti itu.

Tidak salah menebar kebaikan dengan cara demikian. Akan tetapi, tujuan zakat, infaq dan sedekah sesungguhnya adalah memberi pada orang yang tepat, untuk kemudian dalam waktu selanjutnya, dapat menjadikan penerima zakat tersebut mampu memenuhi kebutuhan sendiri.

Ada sebuah kisah tentang hal ini. Pada suatu ketika, datanglah seorang lelaki dari kaum Anshor, meminta-minta kepada Rasulullah. Rasul tidak marah, tidak membentak dan tidak mengusirnya. Rasul lalu menanyakan apa yang dia miliki di rumahnya? Lelaki itu menjawab, bahwa dia hanya punya selembar selimut dan satu cangkir untuk minum. Rasul lalu memerintahkan ia untuk mengambil kedua barang itu dan kembali lagi menghadapnya.

Lelaki itu melakukan apa yang Rasulullah perintahkan. Rasul kemudian melelang kedua barang tersebut dan mendapatkan dua dirham sebagai gantinya. Rasul berpesan, satu dirham untuk membeli makanan dan satu dirham lagi untuk membeli kapak.

Lelaki itu kembali melakukan perintah Rasul. Ia membawa kapak kepada Rasul, kemudian dipasangkan sebatang kayu pada kapak itu, sehingga menjadi kapak sempurna. Rasul kemudian memerintahkan lelaki itu untuk mencari kayu bakar dan menjualnya.

Setelah 15 hari berlalu, ia baru menemui Rasulullah lagi, dengan membawa uang 10 dirham dari hasil penjualan kayu bakar. Uang tersebut digunakan untuk membeli makanan dan memenuhi kebutuhannya.

"Ini lebih baik untukmu dari pada engkau datang meminta-minta," kata Rasulullah. (Islam. Nu. Or. Id 7/1/2019)

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Seseorang senantiasa meminta-minta kepada orang lain sehingga ia akan datang pada hari Kiamat dalam keadaan tidak ada sepotong daging pun di wajahnya“. (Shohih. HR. Bukhari no. 1474, dan Muslim no. 1040). Dilansir dari pengusaha muslim. Com.

Maka akan jauh lebih baik dan tepat sasaran jika kebaikan berbagi yang kita lakukan, disalurkan melalui lembaga resmi penghimpun ZISWAF yang sudah terbukti amanah. Mari wujudkan kebaikan berbagi bersama lembaga filantropi tepercaya: Dompet Dhuafa.

Dompet Dhuafa (DD) adalah lembaga filantropi dan kemanusiaan untuk pemberdayaan umat (empowering people) dan kemanusiaan (humanity) melalui dana ZISWAF dan dana sosial lainnya yang dikelola secara modern dan amanah (public expose Dompet Dhuafa, 2020).

Mengapa Dompet Dhuafa?
Karena ZISWAF yang terkumpul benar-benar di salurkan pada orang yang berhak. Terbukti dari transparansi laporan perjalanan ZISWAF yang dapat diakses secara umum di website resmi Dompet Dhuafa atau dapat ditanyakan langsung di Cabang Dompet Dhuafa terdekat di daerah Anda.

Selain menyalurkan pada orang yang tepat, pengelolaan ZISWAF juga ditujukan pada 5 Pilar Program Utama Dompet Dhuafa untuk mengentaskan kemiskinan. Jadi, kebaikan berbagi yang kita lakukakan, tidak hanya berhenti di satu tempat saja (perut). Tapi lebih lama dan lebih jauh lagi (terus kenyang dan tidak berakhir pada satu orang).

1. Ekonomi

Dompet Dhuafa memberdayakan masyarakat berbasis potensi daerah untuk mendorong kemandirian umat. Kegiatan dan programnya mencakup pertanian sehat, peternakan rakyat, UMKM dan industri kreatif, pengembangan kawasan, pengembangan keuangan mikro dan syariah, trading area dan agro industri.

2. Kesehatan

Dompet Dhuafa di program kesehatan, mendirikan berbagai lembaga kesehatan yang bertujuan untuk melayani seluruh mustahik dengan sistem yang mudah dan terintegrasi. Dengan konsep wakaf produktif, Dompet Dhuafa membuka akses kesehatan keseluruhan Indonesia. Yakni rumah sehat dompet dhuafa, klinik dompet dhuafa dan layanan kesehatan cuma-cuma (LKC) dan masih banyak lagi.

3. Pendidikan

Dompet Dhuafa juga berkomitmen menyediakan akses pendidikan seluas-luasnya untuk kaum dhuafa. Melalui program dan kegiatan beastudi Indonesia, makmal pendidikan, sekolah literasi Indonesia,  sekolah for Refugees, pendidikan anak usia dini dan TK pengembangan insani,  smart ekslensia Indonesia, dan masih banyak lainnya. Untuk lebih detailnya silakan kunjungi www.dompetdhuafa.org.

4. Sosial & Dakwah

Dompet Dhuafa merespon cepat permasalahan masyarakat sesuai dengan kebutuhanya. Di antaranya dengan program Disaster Management Center (DMC), Indonesia Development and Islamic Studies (IDEAS), pesantren mualaf, badan pemulasaran jenazah (barzah), Pusat Bantuan Hukum (PBH), Tebar Hewan Kurban (THK).

5. Budaya

Melalui program pengembangan seni dan budaya kampung silat jampang, lenong dan gamelan.


Selain itu, akses penunaian zakat, infaq dan sedekah melalui Dompet Dhuafa sangat mudah sekali. Anda bisa melakukannya via online. Apalagi dalam keadaan merebaknya wabah Covid-19 saat ini. Selain mematuhi anjuran pemerintah untuk physical distancing, juga merupakan tindakan preventif demi penjagaan diri bagi kita semua.

Anda tinggal mengakses www.dompetdhuafa.org. Akan muncul laman beranda seperti ini, setelah Anda menekan menu di pojok atas sebelah kiri:

Kemudian pilih menu LAYANAN. Pada sub menunya ada pilihan: Jemput Zakat (ini bisa digunakan saat pandemi Covid-19 berakhir), Kalkulator Zakat, konfirmasi donasi, konsultasi, dan laman untuk berdonasi. Tidak hanya itu, Anda juga bisa menghubungi Dompet Dhuafa langsung melalui kolom chat yang disediakan di bagian kanan bawah laman LAYANAN.

Banyak jalan menuju Roma. Banyak cara mewujudkan kebaikan berbagi.


Tanggal 19 Februari 2020 lalu, Dompet Dhuafa dan Digital Durian berdiskusi tentang program kebaikan apa yang bisa disinergikan. Hasilnya, Ramadhan ini “Omar” dan “Hanna” (tokoh animasi Digital Durian) hadir di Indonesia untuk mengajak anak-anak Indonesia gemar berbagi dan berbuat kebaikan (berita: dompetdhuafa.org).

Bekerja ikhlas menjadi Volunteer Dompet dhuafa, juga bisa menjadi salah satu cara mewujudkan kebaikan berbagi. Tak punya harta, tenaga pun jadi. Bagi yang berminat, bisa ke laman resmi Dompet Dhuafa, terdapat Menu GABUNG, yang di dalamnya ada kolom khusus pendaftaran Relawan Dompet Dhuafa.

Hops dot id juga menghimpun donasi untuk masyarakat terdampak Corona dengan memilih Dompet Dhuafa sebagai penampung, sekaligus penyalur dana bantuan tersebut.

Tak mau ketinggalan, 16 April 2020, komunitas Blogger Perempuan Network melaksanakan Zoom Class SEO for Blogger secara gratis. Namun bagi yang berminat untuk membeli rekaman zoom class tersebut, BPN memberikan tarif 25 ribu rupiah per rekaman, untuk didonasikan sepenuhnya bagi korban terdampak Covid-19, melalui Dompet Dhuafa.

Tak perlu banyak jika tak mampu. Tak perlu menunda untuk menebar kebaikan. Berikan yang ada, lakukan segera. Kebaikan berbagi akan menjadi kebaikan untuk semua.


*Sebagai bahan pertimbangan tambahan, saya sertakan video wanita tangguh ini. Merekalah seharusnya yang menerima bantuan kita.

“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Menebar Kebaikan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”

#MenebarKebaikan
#LombaBlogMenebarKebaikan

Komentar

  1. Ini penting banget untuk memilih lembaga yang terpercaya, ya. Kalau dompet dhuafa sih, sudah tidak diragukan lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yups. Beruntungnya Dompet Dhuafa bisa menjadi pilihan kita.

      Hapus
  2. MasyaAllah, alhamdulillah tersampaikan ya zakat dari para sahabat yang ikut berkontribusi di sana. Terimakasih penjelasan lengkapnya mbak, Dewi jadi makin percaya untuk turut serta:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Senang ulasannya bisa membantu meyakinkan. Mari menebar kebaikan 😊

      Hapus
  3. Ah Ya Allah...video yang terakhir bikin mrembes mili banget...belum tentu kita setangguh mereka yaa...semoga mereka mendapatkan haknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak bisa ngebayangin kalau kita di posisi sulit itu 🥺 Alhamdulillah, perempuan tangguh dalam video di atas, sudah mendapat manfaat kebaikan berbagi dari Dompet Dhuafa.

      Hapus
  4. Tepat sekali mbak. Banyak yang salah kaprah tentang penyaluran bantuan. Orang yang kuat, masih banyak yang meminta-minta😣. Poin yang saya ambil dari tulisan mbak adalah lebih baik memberi umpan dibanding ikan, begitu ya mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali Mbak @juliapasca. Tepat sasaran dan berkepanjangan.

      Hapus
  5. Dompet dhuafa semakin memudahkan kita untuk berbuat kebaikan, nggak ada alesan2 susah keluar rumah atau gak bisa menyumbang untuk masjid/panti gara2 social distancing. Semua udg d permudah, tinggal niat dan ikhtiar saja..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mbak. Tinggal klik-klik dari hape, dan kebaikan berbagi akan dirasakan banyak orang.

      Hapus
  6. Dompet Dhuafa sudah lama dikenal sebagai salah satu lembaga zakat yang ada di tanah air. Alhamdulillah, DD juga semakin memudahkan mereka yang ingin membayar zakat. Apalagi, saat wabah seperti ini, yakni saat kita dianjurkan di rumah aja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sangat bersyukur sekali dengan hadirnya lembaga filantropi tepercaya seperti ini ya, Mbak.

      Hapus
  7. Saya sudah mengenal Dompet Dhuafa, sangat baik kredibelitasnya. Semoga semakin inovatif lagi program-programnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... Semoga makin banyak yang terbantu dengan hadirnya Dompet Dhuafa.

      Hapus
  8. Dompet Dhuafa ini udah lama banget dan terus eksis hingga hari ini. Recommended banget untuk urusan ZISWAF. Kita 'kan penginnya apa yang kita berikan itu sampai kepada yang benar-benar berhak. Jadi alangkah nyaman jika melalui lembaga yang kredibel seperti ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali, Mbak @Wiwin. Dengan adanya lembaga filantropi tepercaya seperti ini, kita lebih nyaman juga menitipkan amanah.

      Hapus
  9. DD manajemennya udah teratur rapi. Jadi masyarakat semakin percaya, dana disalurkan ke mana aja. Keren...Semoga semakin banyak program-program DD yang bisa terealisir...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... Dengan begitu makin banyak yang akan merasakan kebaikan berbagi.

      Hapus
  10. Sama Mbak, aku juga suka sedih kalo di depan rumah ada pedagang kecil, pengemis yg lewat. Suka kepikiran, pada kondisi seperti ini mungkin nggak mudah buat mereka. Jadi sekaligus mengasah kepekaan sosial kita supaya selalu sigap membantu sesama. Semoga pandemi cepat berlalu biar semuanya cepat kembali normal seperti sediakala.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... Saya lebih tergugah sama orang yang meski sulit tetap berusaha mengais rejeki. Salut pada mereka yang pantang meminta-minta.

      Hapus
  11. Sekarang selain lagi rame covid-19 rame juga penyaluran bantuan sosial yang nyimpang. Heran aja sama yang muda2 dan sehat malah meletakan tangan di bawah dan ngaku miskin demi menerima bantuan. Sedang mereka yang sebenarnya miskin berusaha kerja keras untuk bertahan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hakikat miskin yang shalih. Insyaallah akan lebih mulia.

      Hapus
  12. Alhamdulillah pnya dompet duafa.. solusi bgt bagi aq yg ga kuat nahan nangis ktik nglihat mreka yg btuh prtolongan.beramal lbh mudah..dan insyaallah dompet duafa sllu amanah.

    Btw smoga menang lomba nya mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mbak. Dengan adanya Dompet Dhuafa, kita lebih nyaman menyalurkan kebaikan berbagi.

      Terima kasih doanya. Semoga tulisan ini dapat menjadi pencerahan dan bermanfaat ☺

      Hapus
  13. Betul Mba. Memang harus ada tempat penyaluran zakat yang benar. Agar zakat bisa tersalurkan kepada orang-orang yang tepat. Tidak asal-asalan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seperti Dompet Dhuafa ini ya Mbak. Jadi lebih nyaman kalau menebar kebaikan bersama lembaga tepercaya.

      Hapus
  14. MasyaAllah luar biasa memang dompet dhuafa, salut dengan berbagai macam inovasi-inovasinya dalam berbagi. Semoga semakin sukses dompet dhuafa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... Dompet Dhuafa selalu bisa dipercaya ya Mbak.

      Hapus
  15. Betul sekali, kita harus jeli agar sasaran sedekah tidak salah. Salah satunya bisa dengan sedekah atau zakat melalui lembaga seperti dompet dhuafa yang terpercaya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Akan lebih nyaman menebar kebaikan bersama Dompet Dhuafa ya, Mbak.

      Hapus
  16. Iya ya mbak tidak perlu menunda kebaikan jika itu bisa dilakukan, walau kadang kesel sama mereka yang sehat tapi masih ngemis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekecil apapun, lakukan segera. Kebaikan akan kembali pada yang melakukan kebaikan pula.

      Hapus
  17. Klo ngemis tapi tubuh kekar, kok ya nggak malu dg dirinya sendiri, padahal sudah jelas tangan di atas lebih baik dg tangan di bawah, semoga kita semua di jauhkan dari mental peminta-minta :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... Begitu lah fenomena zaman sekarang. Miris memang.

      Hapus
  18. Benar Mom memilih penerima zakat itu penting Karena jika kita kurang paham maka zakat akan salah sasaran

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan manfaat juga kebaikan zakat, jadi tak sampai pada yang berhak ya, Bun.

      Hapus
  19. Bener mbak saya juga kadang merasa gimana gitu kalau ada orang yang sehat segar bugar tapi keliling rumah untuk minta". Seringkali kalau disekitar rumah saya itu orang bawa plastik minta beras seikhlasnya kalau ngga dikasih ngomel"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banyak yang begini. Termasuk yang ngamen, maksa. Giliran gak dikasih, yang keluar sumpah serapah. Astaghfirullah. Lebih nyaman salurkan melalui filantropi tepercaya aja.

      Hapus
  20. Bener ya mbak deris, di kita banyak yg bermental pengemis, huhu. Salut euy sama bapaknya meski udh tua ttp berusaha. Dan tiba2 kuingin mpek2 mbak, tp msh jauh bedugnya hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi hi hi. Empek-empek selalu ngangenin. Buka dan sahur makan empek-empek, pas puasa masih pengen juga 😅

      Hapus
  21. Bener banget ka Dompet Dhuafa jadi salah satu tempat yg tepat untuk menyalurkan zakat kita... Karna kadang kita salah menilai orang lain...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yups, lembaga filantropi tepercaya seperti DD ini bikin nyaman kita yang berzakat atau bersedekah.

      Hapus
  22. Betul, mba. Saya beberapa kali bertemu dengan mereka yang terlihat sehat dan kuat namun meminta-minta. Ketika saya tanya dulu kenapa mereka meminta-minta, katanya susah cari pekerjaan. Bingung juga ya, karena mereka masih muda. Kisah Rasulullah itu baik sekali dibaca. Dompet Dhuafa memang lembaga yang gak perlu diragukan lagi sebagai wadah beramal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga sukses ya ikut lombanya. Makasih sharingnya mba

      Hapus
    2. Rasul menyontohkan, bagaimana seharusnya membantu orang yang kesulitan ekonomi, namun punya modal: tubuh yang kuat. Seperti Dompet Dhuafa yang menyalurkan bantuan untuk mengajarkan kemandirian pada penerimanya.

      Hapus
  23. Menebar kebaikan sekarang sudah banyak sekali ya, terutama dompetdhuafa yang bisa memudahkan kita untuk tetap melakukan kebaikan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul. Melalui dompet dhuafa makin gampang menebar kebaikan.

      Hapus
  24. Sama aja ya ternyata kayak di Surabaya. Mendadak banyak yg minta2 di jalan. Padahal masih sehat dan muda. Kayak gitu jadi malas sih nolongnya, malah lebih baik nolong yang jualan, mereka yg lebih butuh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salah-salah, kita yang berniat baik, malah bikin mereka makin gak mau kerja. Semoga aja dompet dhuafa bisa menyalurkan bantuan kepada mereka agar mrk bisa berdikari.

      Hapus
  25. Jadi Dompet Dhuafa memberi nggak hanya uang dan makanan saja tapi ada program pemberdayaan. Ini penting banget untuk masa depan mereka yg dibantu. Sehingga bisa keluar dari kemiskinan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yups. Begitu yang sebenarnya aplikasi zakat.

      Hapus
  26. Saya penasaran sama cerita lanjut bapak yang menjual pem pek 😞 semoga dapat rahmat dan ridha-Nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... Saya gak berani tanya-tanya beliau. Jadi, kita sama2 penasaran. Semoga beliau dalam rahmat Allah. Aamiin....

      Hapus
  27. Ditengah bulan ramadan selalu diingatkan, "jangan lupa membayar zakat". Banyak yang membutuhkan disaat wabah masih belum usai. Semangat menebar kebaikan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat menebar kebaikan ya Mbak Atin ☺

      Hapus
  28. Iya nih mbak kadang suka gimana gitu ya lihat pengemis tapi masih muda gitu. Paling oke memang kalau mau sedekah ke lembaga yang sudah terjamin kredibilitasnya kayak dompet dhuafa ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Jadi gak salah sasaran dan tepat guna.

      Hapus
  29. Betul sekali, pemberian sedekah jangan sampai salah sasaran, sehingga akan timbul kemalasan dari oknum.untuknterus meminta2. Mending diserahkan ke lembaga amil zakat saja, seperti Dompet Dhuafa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali. Niatnya baik, tapi cara kurang tepat, malah bikin masalah baru.

      Hapus
  30. Jangan lupa bayar zakat ramadhan tahun ini... Kalau zakat memang sebaiknya dipercayakan ke lembaga amil zakat sih, supaya tepat sasaran. Dewasa ini banyak lembaga amil zakat terpercaya, tinggal pilih aja mana yang sreg.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul. Salah satunya dompet dhuafa yang sudah tepercaya dan terbukti tepat oenyalurannya.

      Hapus
  31. Saya setuju jika ZISWAF pada lembaga terpercaya karena memang akan diterima oleh yang berhak menerima, seperti Dopet Dhuafa misalnya. Karena ada transparansi laporan perjalanan ZISWAF yang dapat diakses secara umum di website resmi Dompet Dhuafa atau dapat ditanyakan langsung di Cabang Dompet Dhuafa terdekat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Jadi lebih yakin dan tenang dalam menyalurkan ziswaf.

      Hapus
  32. saya setuju mba jika menyalurkan ziswaf ke lembaga terpercaya sprt dompet dhuafa. Bgsnya dompet dhuafa tiap bulan ngirmin via email laporan ziswafku dan laporan tsbt bs d jadiin lampiran utk SPT Tahunan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya. Ini salah satu bentuk transparansi penyaluran juga ya Mbak.

      Hapus
  33. Memberikan ZISWAF melalui lembaga seperti Dompet Dhuafa sangat memudahkan kita. Dan juga bisa menjangkau lebih luas serta lebih tepat guna

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak Ratu Kemala. Apa lagi bisa berzakat lewat hape. Makin mudah.

      Hapus
  34. aku masih kepikiran mba sama bapak tua penjual pempeknya. semoga beliau selalu dalam penjagaan Allah ya mba. insyaAllah sabar lelah ikhlasnya beliau dibalas kebaikan yang banyak dari arah yang tak disangka.

    BalasHapus
  35. Saat kita menebar kebaikan pasti akan menuai kebaikan pula, dan alhamdulillah ada lembaga yang bisa membantu mendistribusikan sedekah, zakat dan infaq kita dengan tepat ya mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Sekecil apapun kebaikan akan kembali pada yang berbuat baik.

      Hapus
  36. Fenomena kedua itu sering memunculkan rasa kesal (saya sih yang ngerasa) mereka berpakaian layaknya pengemis tapi ternyata tubuh mereka kuat. Itulah mengapa pemerintah menganjurkan untuk bersedekah ke lembaga tepercaya salah satunya Dompet Dhuafa ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak Wiwid. Miris aja melihatnya. Kadang pura-pura lemah, padahal akting aja.

      Hapus
  37. Betul Mbak. Lembaga terpercaya. Sejak dulu sampai kini. Tapi Aku biasanya kasih zakat ke lingkungan sekitar dulu. Org sekeliling kita yang lebih dekat. Tapi Aku percaya kok dg dompet dhuafa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini juga bagus mbak. Karena orang miskin yang shalih, yang berhak menerima zakat, adalah orang miskin yang tidak banyak orang tahu kalau dia miskin krn dia pantang meminta2. Dan yang paling tahu, biasanya keluarga dan tetangga. Tapi, untuk masa pandemi ini, bisa jadi alternatif berzakat melalui dompet dhuafa.

      Hapus
  38. Aku sedih kalo lihat orang tua yang masih bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Maka dari itu, segimana butuhnya saya sama uang, tetap saya akan memberi kepada orang tua terlebih dahulu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Birul walidain ya Mbak. Semoga kita dilapangkan rejeki untuk membagi pada orang tua dan orang yang membutuhkan. Aamiin.

      Hapus
  39. Sekarang berbagi makin mudah ya mbak..
    Ada lembaga filantropi seperti Dompet Dhuafa yang siap membantu

    BalasHapus
  40. Berbagi kepada yang sedang membutuhkan akan lebih berasa nikmatnya ya, karena terasa manfaatnya. Mengingat juga nih dimana siap-siap untuk mengeluarkan zakat fitrah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak Fenni. Berzakat dan berinfak bahkan bisa lewat hape.

      Hapus
  41. Berbagai itu jadi kebaikan yang pahalanya berlipat ganda. Berbagi itu enggak harus banyak asal disesuaikan kemampuan. Penting juga buat cari lembaga terpercaya buat salurin sedekah, infak atau zakat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salah satunya lembaga fiilantropi dompet dhuafa ☺

      Hapus
  42. Insyaallah kl Dompet Dhuafa trusted, amanah dan transparan ya Mba,, menyalurkan zakat kepada para mustahik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insyaallah. Kita bisa memonitornya secara jelas.

      Hapus
  43. Sangat penting yaa mb, memilih lembaga amal yang terpercaya, seperti dompet dhuafa ini, agar sedekah atau bentuk bantuan apapun tepat sasarannya

    BalasHapus
  44. Jadi inget sama penjual mainan keong dekat kost saya dulu. Bapaknya sudah sepuh tapi masih mencoba mengais rizki. Kasihan juga lihatnya. Beberapa orang biasanya beli karena kasihan sama bapak itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rasanya lebih terenyuh dan ingin membantu yang seperti ini ya mbak....

      Hapus
  45. Berbagi takkan pernah merugi, apalagi jaman sekarang makin mudah berbagi lewat Dompet Dhuafa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena setiap kebaikan, kembali pada diri yang berbuat baik ya.

      Hapus
  46. alhamdulillah saat ini ada lembaga filantropi yg terpercaya yaitu DD sehingga berbagi kebaikan pada orang-orang yg tepat dan ada wadahnya juga ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul. Jadi lebih bermanfaat setiap ziswaf yang disalurkan. Karena tepat sasaran dan trpat guna.

      Hapus
  47. Sudah seeing banget mendengar tentang dompet dhuafa Dan kegiatan berbaginya, dompet dhuafa ini memang salah satu lrmbaga terpercaya untuk menyalurkan zakat Dan infak.kita

    BalasHapus
  48. Dompet Dhuafa ini memang lembaga zakat yang inovati sekali. Programnya gak monoton dan mengenai hampir seluruh bidang kehidupan. Sudah lama juga jadi sudah sangat bepengalaman.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul. Jadi bisa salurkan ziswaf melalui DD dengan aman dan nyaman.

      Hapus
  49. MaasyaAllah. Aku sepakat banget kak soal zakat yang harus disalurkan pada orang yang tepat. Persepsi orang emang beda beda ya kak. Ada lho orang yang berpikiran kalau biarlah uang yg disedekahkan untuk apa oleh mereka asal niat kita ikhlas untuk bersedekah. Makasih kak tulisannya menginspirasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Intinya bukan dipersepsi. Tapi kembalikan ke hukum syariatnya seperti apa ya mbak. Siapa yang paling berhak dan harus diprioritaskan.

      Hapus

Posting Komentar

Silakan berkomentar dengan baik dan bijak. Terima kasih sudah mampir dan meninggalkan jejak 🤗