Literasi Digital dalam Pembelajaran Daring

Literasi digital


Literasi Digital dalam Pembelajaran Daring merupakan sebuah keharusan. Sesuatu yang baru pada beberapa bagiannya, namun wajib dikuasai saat ini. Berikut ulasan lengkapnya.


Pengertian literasi digital

Literasi digital, diartikan sebagai kemampuan untuk memahami informasi berbasis komputer (KBBI V).


Menurut Paul Gilster dalam bukunya yang berjudul Digital Literacy (1997), literasi digital diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang sangat luas yang diakses melalui piranti komputer (gln kemdikbud go id).


Bawden (2001) menawarkan pemahaman baru mengenai literasi digital yang berakar pada literasi komputer dan literasi informasi. Menurutnya literasi digital lebih banyak dikaitkan dengan keterampilan teknis mengakses, merangkai, memahami, dan menyebarluaskan informasi (gln kemdikbud go id).


Secara umum saya menyimpulkan, bahwa literasi digital dapat dimaknai sebagai suatu kemampuan memahami perangkat digital (komputer, laptop, handphone dan elektronik lainnya), baik kemampuan mengoperasikan, merangkai, maupun memanfaatkan kecanggihannya untuk mendapatkan informasi baru dan lebih lengkap, demi menunjang kehidupan sehari-hari.


Mengapa literasi digital perlu digaungkan?

Manusia sejak jaman Purbakala, tak lepas dari dunia literasi. Jika dahulu sebatas mengamati alam dan sekitarnya untuk keberlangsungan hidup, maka saat ini, pengamatan merambah pada pemahaman terhadap dunia digital. Disebabkan pesatnya kemajuan teknologi yang nyatanya sangat berpengaruh bagi keberlangsungan hidup manusia.


Kehidupan era baru ini, menghadirkan banyak kecanggihan teknologi yang dapat digunakan dalam keseharian. Sebut saja handphone dan telivisi. Sebagai sumber informasi, si pengguna, tentu harus mampu mengoperasikan kedua benda ini, untuk kemudian mengakses informasi melaluinya dan mengaplikasikan demi menunjang kehidupan nyata. Di sinilah dibutuhkan pemahaman literasi digital bagi manusia.


Namun sebelum itu, kemampuan literasi, dalam pengertian dasarnya sebagai kemampuan membaca dan menulis, adalah hal dasar yang harus dikuasai. Literasi digital tak akan dapat dikuasai secara utuh tanpa penguasaan literasi ‘dasar’ (baca tulis). Akan cenderung hanya ‘bisa’ namun tidak paham esensi sesungguhnya dalam literasi digital. Sayangnya, literasi ‘dasar’ ini, masih sangat kurang di Indonesia.


Menurut survei yang dilakukan oleh organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan PBB (UNESCO) tahun 2019, Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara di dunia pada level literasi (genpi dot co/21/1/20).


Literasi yang disebutkan di sini adalah tingkat minat baca yang rendah di Indonesia. Sebenarnya banyak faktor penyebab minat baca rendah di Indonesia ini. Termasuk taraf hidup dan budaya lingkungan. Indonesia bahkan masih memiliki daerah pelosok yang tertinggal dalam segala bidang. Sulitnya akses ke daerah tersebut, tentu sangat menghambat majunya pemahaman literasi. Jangankan membaca dan menulis, apa lagi literasi digital, bahkan akses distribusi sembako pun sulit.


Akan tetapi, penelitian minat baca rendah ini juga memperhitungkan masyarakat kota. Nyatanya, meski akses penunjang literasi memadai, tetap saja kesukaan terhadap membaca dan menulis rendah. Hal ini sangat disayangkan, karena rendahnya minat baca atau pemahaman terhadap literasi, berimbas pada pemahaman dan aplikasi terhadap literasi digital.


Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, bahwa literasi digital, selain pada pemahaman pengoperasian perangkat, juga berkenaan dengan kepandaian mengakses dan mengelola informasi. Sebut saja informasi yang ditemukan melalui media sosial. Seseorang tidak dapat menelan mentah-mentah tanpa melakukan cross ceck lebih lanjut, untuk memastikan kebenarannya.


Pemahaman ini termasuk pula pemahaman terhadap literasi digital, yakni pemahaman terhadap pengaksesan, pencernaan informasi yang didapat, sekaligus memahami undang-undang yang berlaku mengenai ITE. Pemahaman terhadap peraturan sosial dan negara dalam penggunaan internet, merupakan salah satu indikator literasi digital yang harus dikuasai.


Literasi digital

Literasi Digital dalam pembelajaran daring

Tahun 2020, dunia dihadapkan pada permasalahan pandemi Covid-19. Banyak kebiasaan baru yang harus dilakukan, termasuk mematuhi protokol kesehatan dan sekolah daring. Sesuatu yang tak terduga dan membuat kita mau tak mau harus menyesuaikan diri.


Sekolah saat pandemi, melahirkan metode baru dalam sistem kegiatan belajar mengajarnya, yakni sistem online, dimana pelaksanaan kegiatan belajar dilakukan dengan menggunakan media teknologi seperti handphone, komputer atau laptop.


Salah satu kendala yang dialami dalam proses belajar daring adalah pengoperasian perangkat: handphone dan komputer atau laptop, sebagai media utama pembelajaran. Selain itu, pemahaman terhadap penggunaan aplikasi seperti Zoom, Google Class, Whatsapp dan Google Meet, juga menjadi PR baru. Baik bagi guru atau pendidik dan bagi siswa maupun orang tua siswa.


Kebetulan Ibu saya seorang guru di Sekolah Dasar. Usianya sudah di atas 50 tahun. Sebelumnya ia tak memiliki handphone canggih yang bisa mengaplikasikan Whatsapp, sementara saat ini, untuk area pedesaan sekalipun, setidaknya pembelajaran harus menggunakan Whatsapp. Tentu saja ibu bingung, handphone saja tidak punya, belum lagi berkenalan dengan aplikasi Whatsappnya.


Saya kemudian memberikan ibu handphone lama saya yang selama ini rusak. Saya perbaiki dan berikan kepada Ibu. Awalnya beliau sangat kesulitan menggunakannya. Saya pun mengajarkan cara penggunaannya, terutama aplikasi Whatsapp.


Tidak sebatas itu, saya yang sudah biasa menggunakan smartphone saja, harus belajar lagi menggunakan aplikasi Zoom dan lainnya, meski tak sesulit ibu tentunya, namun tetap saja memerlukan keseriusan dalam memahaminya. Sekolah anak kedua saya, bahkan hingga sekarang masih sebatas menggunakan Whatsapp saja. Masih kesulitan untuk aplikasi live lainnya. Padahal kami tinggal di kota besar.


Bagi yang berusia muda, baik guru atau orang tua, mungkin bisa lebih cepat mempelajari ini. Akan tetapi, terkait usia, seperti ibu saya, hal ini menjadi sesuatu yang baru dan asing. Perlu waktu memahami dan mengaplikasinya. Selain itu, tidak semua orang mampu memiliki smartphone. Terkait perekonomian masyarakat yang tidak merata. Belum lagi masalah akses jaringan yang cukup ‘menyedihkan’ di sebagian daerah, apa lagi daerah pelosok.


Kompleks sekali permasalahan sekolah daring ini. Namun berkenaan dengan literasi digital, merupakan hal wajib yang mau tidak mau harus dikuasai. Katakanlah baru sebatas pengoperasian perangkat (smartphone dan laptop), jika hal dasar ini belum dikuasai, bagaimana proses belajar berjalan? Belum lagi pengenalan dan penggunaan aplikasi di dalam smartphone atau laptop, ditambah pemahaman tentang pengaksesan informasi secara online, dan bagaimana seharusnya interaksi di media sosial.


Menurut saya, literasi digital adalah sesuatu yang wajib dipahami. Saya sendiri, sebagai seorang blogger berusaha untuk ikut berperan dalam membangun literasi digital, salah satunya dengan bergabung di Kelas Growth Blogger 2, yang sekarang sedang saya ikuti. Semalam baru saja usai mendapatkan materi pertama dari Mbak Gemaulani, tentang Menulis dan Editing. Materi sehari-hari tapi sering diabaikan, karena dianggap biasa. Sebagai blogger, saya berusaha untuk lebih banyak membaca dan menulis, serta memahami dunia per-blog-an yang tak lepas dari internet dan SEO.


Secara garis besar, berikut tips membangun literasi digital, terutama dalam dunia pendidikan:

1. Memberikan sarana dan prasarana yang memadai, untuk menunjang proses belajar mengajar yang baik. Pemerintah dan sekolah sangat berperan penting dalam hal ini. Karena berkenaan dengan pengadaan handphone, misalnya, dan paket internet.

2. Memberikan edukasi khusus baik bagi pengajar maupun orang tua dalam penggunaan perangakt baru selama daring. Termasuk memberikan informasi menggunakan aplikasi tertentu untuk pembelajaran, sejak jauh hari. Sehingga orang tua dan guru punya cukup waktu untuk belajar.

3. Aktif mencari informasi melalui banyak membaca. Ya, literasi digital dapat dipelajari melalui banyak buku yang membahasnya. Tidak hanya menoton pada smartphone atau laptop saja.

4. Ikut mensosialisasikan tentang literasi digital dan pengaruhnya dalam kehidupan.

5. Terus mengembangkan diri untuk ikut berperan serta dalam membangun literasi digital.

6. Adanya filter dalam keluarga, untuk akses internet sehat di rumah. Karena cerdas memilih informasi yang positif, cerdas berkomunikasi melalui media sosial atau internet, termasuk tidak terjerumus pada hal negatif, seperti pornografi, merupakan cerdas literasi digital.


Demikian ulasan saya, mengenai Literasi Digital dalam Pembelajaran Daring. Semoga dapat memberikan pencerahan.


Komentar

  1. Makasih banyak infonya ya bun...

    BalasHapus
  2. Di era sekarang memang diharuskan untuk memahami penggunaan digital terutama di bidang literasi

    BalasHapus
  3. Yang tadi nya kurang paham,sekarang jadi paham apa itu literasi digital. Thanks ya

    BalasHapus
  4. Wah ini beneran relate banget sih mom infonya di masa sekarang..
    Sering-sering berbagi info ya mom

    BalasHapus
  5. Ternyata semakin berkembang cara membaca untuk anak ya seiring berjalan waktu makin beragam metode dan caranya .

    BalasHapus
  6. Literasi digital sangat penting di era pandemi saat ini. Apa lagi di tengah aktivitas yang serba terbatas. Semua berbasis online. Perlu kesadaran dan pemahaman mengenainya.

    BalasHapus
  7. Literasi digital dalam dunia pendidikan jadi salah satu faktor pendukung saya saat kuliah

    BalasHapus
  8. Jelas sekali manfaat dunia digital bagi pendidikan di era pandemik ini. Sayangnya untuk saya yg tinggal didaerah yg sulit memerima jaringan internet, tetap saja terkendala... 😧

    BalasHapus
  9. Manfaatnya digital bagi pendidikan kerasa banget diera pandemik ini. Sayangnya bagi saya yg masih tinggal didaerah yg terkendala jaringan internet yg lemot, tentu saja sangat disayangkan..

    BalasHapus
  10. Postingan yang sangat bermanfaat yuk, Terima kasih banyak ��

    BalasHapus
  11. Setuju banget sih mba, literasi digital skr perlu banget buat diaplikasikan, dan dipahami juga, ga cuma asal baca terus udah dianggap sudah bentuk literasi, menyaring yang dibaca juga ga kalah penting nya. Makasih sharingnya ya mba, nice sharing :)

    BalasHapus
  12. Jadi tau pengertian literasi digital itu lebih luas dr yg kupikirkan slama ini.

    BalasHapus
  13. Mksh mbak infonya, sangat bermanfaat

    BalasHapus
  14. Bener banget sekarang harus ikutin juga perkembangan digital yg semakin pesat..tapi harus paham juga ya.. aku sih jujur masih meraba2🤭😁

    BalasHapus
  15. menemukan yang aku butuhkan selama ini 🤗 terima kasih infonya ✨

    BalasHapus
  16. Teknologi digital tuh pesat banget ya larinya. Harus selalu dikejar supaya gak ketinggalan kereta. Tapi juga harus tetep literat biar gak kejeblos.

    BalasHapus
  17. Seiring berkembangnya zaman kemajuan teknologi informasi pun semakin canggih. Salah satunya dengan sistem belajar daring. Dengan belajar daring kita lbh mudah dlm belajar. Informasi apapun yang dibutuhkan bisa langsung kita akses melalui internet. Semua informasi tersedia di internet. Jdi kita harus aktif mengikuti perkembangan zaman ya 👍

    BalasHapus
  18. Teknologi dan internet memang benar benar membantu kita terutama dalam pendidikan apalagi pada masa covid saat ini, ga kebayang kalo ga ada internet gimana

    BalasHapus
  19. Memang di masa pandemi seperti ini yg namanya smartphone sangat dibutuhkan sekali terutama untuk pembelajaran anak-anak. Hidup jadi serba digital. Literasi juga digital, untung sekarang sudah ada internet yg mudah dijangkau.

    BalasHapus
  20. Keren kelasnya berbagi ttg literasi digital juga..wah aku yg belum ikutan kelasnya jadi kecipratan ilmunya. Nuhun ya mbak deris

    BalasHapus
  21. Alhamdulillah ilmu baru lagi, terima kasih ya kak:)

    BalasHapus
  22. Info yang bermanfaat, terimakasih 👍

    BalasHapus
  23. Di era sekarang yang serba digitalisasi, memang dibutuhkan ilmu literasi digital yang baik dalam penggunaannya.

    BalasHapus
  24. wah bener banget tuh, literasi digital untuk pembelajaran daring, terasa banget njomplangnya. Kasihan di daerah yang akses internetnya memang susah belum lagi yang tidak mempunyai smartphone dan membeli paket data. Duh ...sebaiknya pemerintah konsen dengan hal ini.

    BalasHapus
  25. Wow... di akhirnya boom banget ada tips nya. Nanti aku juga akan coba terapin nih mom :)

    BalasHapus
  26. Iya mbak, literasi digital perlu untuk digaungkan. Utamanya buat anak-anak kita. Terlebih saat ini mereka belajarnya secara online. Supaya anak kita bisa memiliki filter dalam menyerap sebuah informasi.

    BalasHapus
  27. Pemerintah sudah berusaha untuk memberikan sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran daring selama covid ini mbak. Tapi untuk yang tinggal cukup jauh dari kota masih tetap mengalami kesulitan. Semoga pelan-pelan dapat terus dibenahi.

    BalasHapus
  28. Memang minat baca masyarakat Indonesia semakin rendah. Mereka lebih suka nonton daripada baca.

    BalasHapus
  29. Miris memang Indonesia menjadi salah satu negara kurang minat membaca masyarakatnya. Ini PR bersama ya Mba, bagaimana kita selaku blogger membantu agar masyarakat mau membaca terutama keluarga terdekat dulu.

    BalasHapus
  30. Terima kasih informasinya, sangat jelas dan padat namun dengan contoh yang revelan di sekeliling kita.

    BalasHapus

Posting Komentar

Silakan berkomentar dengan baik dan bijak. Terima kasih sudah mampir dan meninggalkan jejak 🤗