STOP BULLYING! PERHATIKAN POLA ASUH

Kaplanco.com

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa bullying merupakan tindakan kekerasan yang sangat merugikan korbannya. Bukan hanya tekanan secara psikologis, bullying bahkan dapat berujung kematian. Baik karena kekerasan fisik yang dilakukan pelaku maupun kematian akibat bunuh diri oleh sang korban.

Dalam artikel umum bertajuk Bullying dalam Dunia Pendidikan, oleh Cynantia Rachmijati, disimpulkan bahwa solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi bullying antara lain adalah : 
  • Meningkatkan pendidikan agama di sekolah.
  • Meningkatkan pendidikan karakter dan memberikan pemahaman mengenai bullying. 
  • Meningkatkan hukuman yang ditegakkan di sekolah. 
  • Membuat kultur sekolah yang lebih baik serta positif dan pelatihan bersosialisasi. 
  • Adanya pelatihan dan semacam bimbingan baik bagi para guru, siswa dan seluruh warga sekolah mengenai bullying. 
  • Mengadakan program sekolah misalnya “tolerance day” untuk menjaga kultur sekolah yang baik. 
  • Pemerintah juga bisa meningkatkan kesadaran akan pentingnya bullying ini dengan mengadakan “bullying awareness week” misalnya. (18/1/2015) (1).

Solusi yang ditawarkan tersebut sangat baik untuk dilakukan dan sejalan dengan hal itu, saya menyimpulkan satu hal terpenting yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh pendidik, terutama oleh para orang tua, untuk mengantisipasi terjadinya bullying

Libertyworks.org.au

Saya lebih memfokuskan bahasan kepada anak-anak usia dini. Karena, "kebiasaan yang terbentuk sejak masa anak-anak tidak membuat perbedaan kecil, tetapi malah membuat semua hal menjadi berbeda," (Aristoteles)(2). Itu artinya, bagaimana tingkah laku dan pemikiran manusia saat remaja dan dewasa, adalah bentuk pengaruh dari apa yang ia alami, apa yang ia dapatkan dimasa kecilnya. "Anak-anak yang kurang puas dengan kehidupannya lebih rentan percaya terhadap iklan yang menunjukkan bahwa harta bisa meningkatkan kebahagiaan. Anak yang kurang bahagia tak hanya menderita masalah harga diri, tetapi juga cenderung tumbuh menjadi materialistis," kata peneliti, Suzanna Opree (3).

Maka hal pertama yang harus diperhatikan oleh orang tua dan guru adalah POLA ASUH--Pada artikel kali ini, saya hanya membahas pola asuh secara garis besar saja. Jika ada kesempatan saya akan menuliskannya lebih rinci--terhadap anak.

Menurut Monks dkk, pola asuh sebagai cara orang tua, yaitu ayah dan ibu dalam memberikan kasih sayang dan cara mengasuh yang mempunyai pengaruh yang besar bagaimana anak melihat dirinya dan lingkungannya (4). Dari pengertian tersebut, jelas yang menjadi pokok pangkalnya adalah kasih sayang.

Selain itu, orang tua dan guru juga harus memberikan penguatan pemikiran positif kepada anak dalam penerapan pola asuh. Pikiran adalah daya yang paling kuat dalam dunia anak. Pikiran yang dimiliki anak-anak setiap harinya mempengaruhi setiap aspek dalam kehidupan mereka. Perilaku, pilihan, kepribadian, dan siapakah diri mereka ketika beranjak dewasa nantinya, semuanya adalah produk dari pikiran mereka (5). Pemikiran positif ini seharusnya mampu menciptakan kecerdasan emosi (EQ). Menurut Goleman EQ memiliki 5 unsur, yakni kesadaran diri (self regulation), motivasi (motivation), empati (emphaty), dan keterampilan sosial (social skills) (6).

Bujutsumartialararats.com.au

Jika di rumah, maka orang tua lah yang harus memahami tentang pola asuh, maka di sekolah, guru yang notabenenya menjadi orang tua di sekolah pun wajib memperhatikan pola asuh terhadap anak didiknya. Pola asuh yang baik, akan membentuk anak yang berkepribadian baik dan berkarakter, membentuk manusia yang memiliki kecerdas emosi (EQ). Seseorang yang memiliki pribadi baik dan berkarakter  tak akan melakukan bullying dan tak akan menjadi korban bullying pula.
---

Catatan kaki : 
1. http://cynantia-rachmijati.dosen.stkipsiliwangi.ac.id/2015/01/jurnal-bullying-dalam-dunia-pendidikan/
2. Meningkatkan kekuatan pikiran anak. Michael Biddulp & Kristina D. Gradstein. Prestasi pustaka anak, cet. 1, November 2015. Jakarta. Hal.4
3. http://m.detik.com/health/read/2012/08/23/102135/1996755/1301/jika-masa-kecilnya-kurang-bahagia-anak-cenderung-jadi-matre -- dilansir dari Medical Daily, Kamis (23/8/2012).
4. Quantum parenting : kiat sukses mengasuh anak secara efektif dan cerdas. Muhammad takdir ilahi. Katahati, cet. 1, 2013. Jogjakarta. Hal.134
5. Meningkatkan kekuatan pikiran anak. Hal. 1
6. Quantum parenting : kiat sukses mengasuh anak secara efektif dan cerdas. Hal. 146
---


#satuharisatukaryaiidn



Komentar