Hari Pertama Belajar Menerapkan 18.21

www.sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id


Dengan bismillah, saya memulai 18.21 meskipun masih belum punya draft baku. Belum buat jadwal kegiatan. Masih meraba-raba. 

Konsep dasarnya, saya belum mewajibkan keterlibatan suami. Karena jam kerja suami malam. Konsep kedua, saya tidak memasang target 'lebay' cukup sebatas memulai. Selain juga karena saya sendiri masih belajar membiasakan dan memaksa diri untuk melaksanakannya. 

Maka 18.21 pertama kami, masih bersama kotak. Bahkan tiga kotak. Smartphone, laptop dan mesin cuci. Saya pikir yang utama adalah kebersamaan kami. Yakni adanya kehadiran saya sepenuhnya untuk mereka. Meskipun masih terbagi dengan kotak mesin cuci. 


Anak pertama, laki-laki usia 8 tahun, memulai 18.21  kurang lebih 1 jam di sore hari. Judulnya : kelas menulis. Baru menjelaskan tentang tokoh saja. Dan memberi PR membuat sebuah cerita pendek semampunya. 

Dua anak saya yang perempuan memulai 18.21 pada pukul 7 malam. Saya biarkan mereka bermain apa saja. Sembari saya mencuci (nyambi nih belum fokus hee). Asyik berkreasi dengan gunting kertas dan manjat-manjat. Kemudian saya barengi dengan murotal surat Annaba' dengan smartphone. Lanjut dengan makan malam, kami ngobrol 'basenglah' ala Abah Ihsan heee. 



Mulai dari mengikuti dan mengulang 1-2 ayat surat Annaba', lalu merespon mainan buatan mereka. Ada juz stroberi milik Aliya (6 tahun) dan rumah istana milik Almira (4 tahun). Lanjut bernyanyi bersama. Nyanyi 'siapa yang suka hati...' diwarnai dengan kalimat toyyibah takbir! Allohuakbar! Menyanyikan 'siapa yang menciptakan? Tenonet... Tenonet...'. 

Merambah pada laptop, memilih gambar anak shalih dan shalihah masing-masing tiga gambar. 

Dibuat di microsoft word dan belajar dikte untuk Aliya, meskipun yang ketik rebutan enam tangan. 

Terakhir menemani Aliya dan Almira gosok gigi dan tidur. Sebuah buku bantal tentang adab makan muslim dibacakan di atas kasur. Alhamdulillah tunai untuk hari ini.

Anak pertama, hingga pukul 21.20 WIB masih asyik mengerjakan PRnya. Menulis sebuah cerita pendek. Saya biarkan. Sembari saya ikutan Kalista (kelas menulis FLP Palembang) sekaligus ngetik cerita ini.

Well, mungkin belum bisa disebut 18.21 berkualitas. Tapi setidaknya saya ada dan terasa ada bersama anak-anak. Meskipun suami belum bisa ikut, tapi dua kali ia vidio call melihat kegiatan kami, tampak senyum bahagianya. Nanti saat ia libur kami akan berkumpul bersama dengan program yang lebih bernas, insyaalloh.

#PSPA
#Gerakan1821
21-22 Oktober 2017

Komentar